
Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Yogyakarta mendapat sorotan serius dari SMKN 4 Yogyakarta.
Beberapa makanan yang disajikan kepada siswa dilaporkan dalam keadaan basi dan terkontaminasi ulat.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 4 Yogyakarta, Widiatmoko Herbimo, mengungkapkan, sejumlah kendala telah ditemukan sejak pelaksanaannya.
“Baru aja ada kok itu (makanan basi), ulat itu 2 hari yang lalu,” katanya pada Senin (5/5/2025).
Meskipun jumlah makanan yang tidak layak konsumsi tidak banyak, terdapat juga masalah terkait ketidaklengkapan menu.
“Terus ada yang tidak lengkap misalnya ada tempe, tapi ada porsi lainnya tempenya ga ada,” ujarnya.
“Hanya satu dua (makanan basi) tapi beda-beda ada nasinya, yang satu buahnya (busuk),” ujarnya menambahkan.
Ulat yang ditemukan tidak hanya ada di sayuran, tetapi juga di nasi, dan kasus serupa telah terjadi lebih dari sekali.
Sebagai respons terhadap temuan tersebut, pihak sekolah mengambil langkah untuk mengganti makanan yang bermasalah dan melaporkan kejadian ini kepada penyedia makanan.
Namun, penyedia makanan berkilah bahwa keberadaan ulat menunjukkan bahwa bahan makanan yang digunakan adalah organik dan bebas pestisida.
“Katanya bagus nggak pake pestisida. Tapi masa sayur ada ulatnya kita makan. Kalau ada ulatnya katanya nggak pakai pestisida,” tandasnya.
Widiatmoko juga mengungkapkan dampak psikologis dari temuan ulat di menu MBG terhadap siswa.
“Kalau siswanya ada yang senang ada juga gak senang, kelihatannya ada yang gak dimakan sama sekali gak mau. Karena trauma dia makan ada ulatnya terus gak mau makan MBG sampai sekarang,” ucapnya.