Uncategorized

KETUA77 – Cerita Dewi Agustiningsih, Lulusan Doktor Termuda dan Tercepat UGM, 26 Tahun

Mencatatkan sejarah di UGM, Dewi Agustiningsih lulus doktor dalam waktu 2 tahun 6 bulan di usia 26 tahun.

Lihat Foto

Dewi Agustiningsih, S.Si, dinobatkan sebagai lulusan tercepat dan termuda dalam wisuda pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM).

Perempuan yang berasal dari Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM ini diwisuda bersama 1.455 mahasiswa pascasarjana pada Rabu (23/04/2025).

Dewi Agustiningsih berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 6 bulan 13 hari, sementara rata-rata masa studi untuk program doktor adalah 4 tahun 7 bulan.

Selain itu, Dewi juga menyandang predikat sebagai wisudawan doktor termuda, berhasil menyelesaikan studi pada usia 26 tahun 6 bulan, sementara rata-rata usia lulusan Program Doktor kali ini adalah 42 tahun 6 bulan 16 hari.

Saat ini, Dewi bekerja sebagai dosen Program Studi Kimia di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia merupakan alumnus Program Studi Kimia UGM jenjang sarjana yang lulus pada 2020.

Setelah itu, Dewi menyelesaikan studi magister dan doktoral di UGM pada tahun 2022 dan 2025.

Dewi memulai studinya di perguruan tinggi pada tahun 2016 dengan mendapatkan bantuan beasiswa Bidikmisi.

Setelah lulus sarjana, ia kembali menerima beasiswa Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU), yang memberikan percepatan bagi sarjana unggulan untuk menempuh S2 dan S3 sekaligus.

“Saya tidak menyangka bisa sampai di jenjang doktoral. Tapi setelah menyelesaikan S1, saya mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi program PMDSU, dan bersyukur diterima,” ujar Dewi Agustiningsih dalam keterangan tertulis Humas UGM, Jumat (25/4/2025).

Dewi mengakui bahwa kondisi ekonomi menjadi tantangan terbesar dalam menempuh pendidikan, termasuk menyelesaikan pendidikan doktor.

Ia bercerita bahwa saat masih berkuliah S1, ia mendapatkan uang saku sebesar Rp 600.000 per bulan, yang harus diatur agar cukup untuk kos, makan, dan kebutuhan perkuliahan.

Namun, tantangan tersebut tidak membuat Dewi menyerah.

Ia justru belajar banyak tentang kemandirian hingga mampu bertahan sampai jenjang S3.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *