Uncategorized
Pernyataan tersebut disampaikan SBY dalam acara TYI Lecture Series di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dengan tema “Green Growth Sustainable Growth With Equity,” pada Senin (12/5/2025).
Dalam kesempatan itu, SBY mengungkapkan keprihatinannya terhadap perkembangan dunia saat ini yang dianggapnya kurang menggembirakan.
“Tiba-tiba dunia kita dijejali dengan isu-isu yang unprecedented, yang mencemaskan. Sementara peperangan masih terjadi di sana-sini, geopolitik sebagian memanas juga di sana sini,” kata SBY.
Lebih lanjut, SBY menekankan bahwa situasi ini diperburuk oleh perang dagang atau perang ekonomi yang semakin rumit dan berpotensi mengancam kehidupan umat manusia di seluruh dunia.
Ia menegaskan bahwa saat ini, dunia menghadapi isu yang lebih penting dan mendesak, yaitu kerusakan lingkungan yang berdampak pada krisis iklim.
“Misi kemanusiaan jadi tanggung jawab kita semua. Krisis iklim itu riil, bukan fiksi. Aksi bersama kita harus riil, efektif, dan memberikan dampak,” ujarnya.
TYI juga menggandeng Stanford University dalam pembahasan isu iklim ini.
SBY berharap kolaborasi antara TYI dan Stanford University dapat dilakukan secara serius dan berkelanjutan.
“Kita mengingatkan dunia untuk tidak larut dalam konflik perang dan ketegangan geopolitik. Mari bersatu, berkolaborasi, dan bekerja sama. Sekali lagi, kita harus mengingatkan bahwa ada isu besar yang tidak boleh kita biarkan karena itu dapat memberikan dampak buruk bagi semua bangsa di dunia,” pungkasnya.