Uncategorized

KETUA77 – Pemkab Gunungkidul Batasi Lalu Lintas Ternak di Wilayah Terdeteksi Antraks

Suasana pasar Hewan Siyono Harjo, Playen, Gunungkidul. Sabtu (12/4/2025)

Lihat Foto

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengumumkan pembatasan lalu lintas di dua kapanewon yang terdeteksi kasus antraks.

Langkah ini diambil untuk melindungi daerah lain dari kemungkinan penyebaran penyakit tersebut.

Kapanewon yang terpapar adalah Rongkop dan Girisubo.

“Jadi untuk sementara, dua kapanewon yang terpapar akan dilakukan penyemprotan dan vaksinasi secara menyeluruh. Untuk sementara waktu, tidak boleh ada transaksi keluar dari sana supaya tidak menularkan,” ujar Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, saat ditemui wartawan di Bangsal Sewoko Projo, Wonosari, Kamis (17/4/2025).

Bupati Endah menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan di dua posko lalu lintas ternak di Bedoyo, Ponjong, dan Ngawen.

Namun, ia mengakui bahwa pemeriksaan kesehatan terhadap hewan tidak dilakukan.

Kasus antraks ini telah menjadi perhatian Kementerian Pertanian, yang berkomitmen untuk mencegah penyebarannya.

Selain itu, pemerintah daerah juga menggalakkan kebersihan kandang. “Sapi tidur dengan kotorannya, ini terjadi di banyak ternak di Gunungkidul,” ungkapnya.

Dalam upaya pencegahan, semua pasar hewan juga akan disterilkan sebelum dibuka.

Vaksinasi dan sterilisasi dilakukan dengan melibatkan seluruh dokter hewan yang tersedia.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, menyampaikan bahwa pihaknya telah memberikan antibiotik kepada ternak di dua titik, yaitu Kapanewon Girisubo dan Kapanewon Rongkop.

Total, sebanyak 248 ekor kambing dan 130 ekor sapi telah mendapatkan penanganan.

Selain itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan juga telah melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) secara serentak di seluruh kalurahan di Rongkop, Girisubo, serta wilayah-wilayah yang pernah terpapar antraks sebelumnya.

“Apabila terjadi kematian ternak, masyarakat bisa segera menghubungi puskeswan setempat atau melapor kepada petugas. Kami juga sudah menyiapkan peraturan daerah untuk memberikan tali asih kepada pemilik ternak yang mati karena antraks,” kata Wibawanti.

Hingga saat ini, tercatat total 26 hewan ternak mati akibat antraks di Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop, dan Kalurahan Tileng, Kapanewon Girisubo.

Selain itu, antraks juga telah mempengaruhi manusia, dengan tiga orang dinyatakan positif dan dua orang sebagai suspek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *