
ODGJ) di Kalurahan Sidoluhur, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman.
Dalam perjalanan hidupnya, Yustina tidak hanya menjadi kader Posyandu, tetapi juga pelopor dalam mendampingi ODGJ yang sering terpinggirkan. Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus.
Tantangan besar datang saat pandemi Covid-19 melanda, menguji kesabaran dan keteguhan hati Dani serta para kader yang mendampinginya.
Pandemi Covid-19 Menghentikan Kegiatan SHG Luhur Jiwo
Pandemi Covid-19 yang menghentikan banyak kegiatan di seluruh dunia turut memberikan dampak besar pada program yang telah dibangun oleh Dani dan para kadernya.
Kegiatan Kelompok Swabantu Luhur Jiwo (SHG) yang selama ini berjalan dengan baik, terpaksa dihentikan sementara karena pembatasan aktivitas dan pembatasan sosial yang diterapkan.
“Pandemi itu kita pusing lagi karena mereka harus lockdown, mereka banyak kambuh, termasuk anak saya juga kambuh. Mereka hampir semua kambuh karena mereka tidak bisa keluar rumah,” ungkap Dani, dengan nada yang penuh keprihatinan.
Meskipun banyak ODGJ yang mengalami kekambuhan, Dani dan para kader tidak tinggal diam.
Mereka merasa terbatas oleh pembatasan sosial, namun terus mencari solusi untuk membantu mereka yang membutuhkan.
“Saya mengadakan kegiatan memberikan bantuan, kita carikan bantuan sembako. Pokoknya siapa yang kambuh, kita ke sana untuk memberikan bantuan, kita letakkan (sembako) di depan rumah. Kita tidak bisa apapun kecuali (menanyakan kabar melalui) telepon,” ujar dia.
Inovasi Pertanian: Menyediakan Ruang untuk Bertemu dan Beraktivitas
Tidak berhenti pada pemberian bantuan sembako, Dani juga merintis cara lain agar para ODGJ tetap bisa beraktivitas di tengah pandemi.
Berkat usaha kerasnya, SHG Luhur Jiwo berhasil mendapatkan pinjaman lahan seluas 500 meter untuk digunakan sebagai tempat bertemu dan berkegiatan, meskipun dengan jumlah terbatas.
“Di lahan itu, kami mulai merintis kegiatan bertani. Kami mendapatkan bantuan dari Pusat Rehabilitasi Yakkum yang memberikan dana Rp 4 juta untuk membeli benih,” kata Dani dengan penuh rasa syukur.

Para ODGJ pun memulai aktivitas bertani dengan menanam timun barbie dan cabai.
Hasil pertanian yang melimpah ini ternyata laku dijual dan memberikan penghasilan pertama bagi mereka yang terlibat.
Selain membantu ODGJ mendapatkan penghasilan, aktivitas bertani ini juga memberikan dampak positif terhadap kondisi mental mereka.